METRO,JAMBI | Hampir 2 Minggu lamanya, kasus penutupan jalan umum untuk para sopir angkutan batubara di Jambi belum juga bisa diselesaikan.
Bahkan, Gubernur Jambi Al Haris masih kekeh dengan pendiriannya terus menutup akses jalan tersebut jika masing-masing pengusaha tambang batubara belum juga mengeluarkan kocek 5-10 miliar untuk membuat jalan khusus.
Akibat tidak juganya dibuka akses jalan umum untuk para sopir yang bekerja sebagai pengangkut batubara, mengakibatkan kehidupan para sopir terancam sengsara.
Bahkan, jika hal ini masih terus terjadi, Provinsi Jambi dikhawatirkan akan mengalami krisis pekerjaan yang mengakibat pengangguran besar-besaran.
Sebelum hal ini terjadi, diharapkan pemerintah pusat dalam hal ini menteri Dalam Negeri, Menteri PUPR dan Mentari Ketenagakerjaan RI segera turun tangan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
“Mau sampai kapan nasib kami seperti ini. Kami minta pemerintah pusat segera turun tangan untuk menyelesaikan permasalahan kami ini. Kami sudah tidak mampu lagi menafkahi istri dan anak kami,” ungkap Sulaiman (56) mengaku sudah 4 tahun bekerja sebagai sopir pengangkut batubara.
Dirinya juga mengatakan, sejak Gubernur Jambi melarang pengangkut batubara melintas di Jalan Umum, ia bersama ribuan sopir lainnya masih terus berjuang agar Gubernur Jambi membuka akses jalan umum pengangkut batubara.
“Sampai saat ini kami masih berjuang, semoga pemerintah pusat segera bisa menyelesaikan permasalahan kami ini secepatnya,” ujarnya.
Bahkan, Irma Lestari (48) istri dari sopir pengangkutan batubara mengaku, sejak Gubernur Jambi mengeluarkan surat edaran yang isinya menutup jalan umum untuk pengangkut batubara, kehidupannya jauh lebih buruk.
“Saya punya 5 anak, kalau suami saya tidak bekerja, bagaimana kehidupan kami. Selama ditutup jalan sama Gubernur, suami saya hanya dapat 50-60 ribu per tripnya yang bisa memakan waktu 1 sampai 2 hari. Apa bapak Gubernur tidak punya hati atau Bapak Gubernur sengaja membuat rakyatnya sengsara,” ungkap Irma dengan nada sedih. (Ir)