METRO,LANGKAT | CV Diori beralamat jalan Jermal 15 Gang Family Medan selaku pelaksana proyek lanjutan bangunan atas jembatan Dusun X Paluh Baru Desa Pasar Rawa Kecamatan Gebang, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara diduga mengabaikan manajemen keamanan, keselamatan dan kesehatan Kerja (K3), Minggu (20/11/2022) pukul 16.00 Wib.
Hal itu terlihat, banyak pekerja yang tak menggunakan helm proyek, sarung tangan (safety gloves), sepatu keselamatan untuk pekerja (rubber safety shoes), pelindung pernapasan dan mulut, masker (protokol covid) dan wastafel protokol covid.
Padahal K3 sudah diatur dalam uraian pekerjaan dan Undang-undang nomor 1 tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.
Berdasarkan pantauan, proyek lanjutan bangunan atas jembatan Dusun X Paluh Baru Desa Pasar Rawa Kecamatan Gebang, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, proyek bersumber dana pembangunan dan rehabilitasi jembatan P.APBD .Proyek Bidang Bina Marga Tahun Anggaran 2022 masa pelaksanaan 60 hari kalender.
Proyek bangunan jembatan tersebut yang terpampang di papan proyek menelan anggaran Rp 6.835.767.000.00 yang bersumber dari P.APBD tahun 2022. Hanya saja dalam pelaksanaan banyak para pekerja mengabaikan keselamatan kerja
“Di areal pekerjaan terlihat hanya beberapa per kerja memakai helm tapi ada juga tak memakai sepatu safety, bahkan ada memakai Swallow sandal, yang jelas proyek kerjaan itu mengabaikan keselamatan kerja ” sebut Hendra diamini Roby.
Menurut keterangan salah seorang pekerja, sebut saja Bejo, dia mengaku bahwa dirinya tidak diberikan alat pelindung dikarenakan tidak ada.
Tak hanya itu, dia juga menyatakan bahwa material yang kerap tidak ada di lokasi, berdampak terhadap tersendatnya pekerjaan.
”Ya, kalau saja ada alat pelindung, pasti saya pakai, inikan tidak ada, kemarin satupun tidak ada memakai helm, baru ini beberapa pekerja memakai helm bahkan ada juga yang tak memakai, ada memakai helm tapi tak memakai sepatu dan sarung tangan,” katanya.
“Disini juga kadang pengiriman material sering mengalami keterlambatan akibat jalan becek dan bahkan ada mobil truk colt diesel kemarin itu membawa bahan material ban nya terpatar di jalan, hingga bahan material telat ke lapangan pekerjaan, hingga pelaksanaan kegiatan menjadi tersendat,” ucap Bejo di lokasi proyek tersebut.
Sementara, salah seorang yang mengaku sebagai pengawas dari Dinas Bina Marga Kabupaten Langkat saat ditanya mengenai safety K3 bagi para pekerja, dirinya hanya mengatakan sebagai pengawas, tidak mengurusi perlengkapan keamanan pekerja.
“Bang, saya hanya sebagai pengawas dari Bina Marga PU Langkat, tugas saya hanya mengawasi proyek pekerjaan, di lapangan hanya buat laporan poto -poto pekerjaan, kalau soal safety abang cari aja pemilik proyek ini saya enggak tahu hal itu,” ujarnya.
Masih di areal pekerjaan proyek jembatan, salah seorang pekerja mengatakan bahwa dirinya tidak tau siapa yang menangani proyek tersebut.
“Saya enggak tahu siapa bos proyek ini, tapi kalau mandornya ada tadi. Saya hanya pekerja aja di sini bagian pengecoran bantalan penahan titi. Kalau soal safety K3, saya baru beberapa hari dikasi helm dan rompi. Kalau sepatu dan sarung tangan tidak ada di kasih, yang lain juga sama seperti saya, baru dikasih helm sama rompi saja,” ucapnya. (RR)