BELAWAN – Suasana di kawasan Jalan Makam Pahlawan, Kelurahan Belawan I, Kecamatan Medan Belawan, Kota Medan, Senin (25/7/2022) malam, sungguh mencekam. Sebabnya, dua kelompok warga terlibat tawuran sengit dengan menggunakan senjata tajam (sajam), panah, lemparan batu dan botol.
Bentrokan yang berlangsung sejak pukul 20.00 Wib itu, membuat warga lain yang hendak melintas, urungkan niat. Kuatir menjadi korban salah sasaran.
Tawuran di kawasan ini, sudah kesekian kalinya terjadi, antara warga Lorong Papan dengan Lorong Melati. Hingga Senin, tawuran telah berlangsung tiga malam berturut-turut.
Suara kericuhan, batu jatuh, botol pecah dan teriakan massa, bak irama yang terus menghantui warga sepanjang malam.
Namun tawuran yang terjadi tiga malam ini, mungkin termasuk durasi bentrok terlama, sepanjang kisah keributan dua lorong itu.
Korban luka pun berjatuhan. Ada yang terkena bacokan di kepala, ada juga yang tangannya koyak karena sajam. Belum terhitung luka ringan lainnya karena lemparan batu maupun pecahan botol. Beberapa rumah warga juga ikut rusak.
Namun, seorang polisi dipastikan ikut terluka dalam pertikaian itu. Seorang personil tim Pengendalian Massa (Dalmas) Polres Belawan terkena anak panah rakitan jari-jari sepeda.
“Terkena panah di bagian kaki,” kata Kapolsek Medan Belawan, Daniel Naibaho, Selasa (26/7/2022).
Untuk membubarkan massa tawuran, polisi pun dipaksa menggunakan gas air mata, meski suara tembakan peringatan dari polisi sudah berungkali diletuskan. Namun keributan tak juga kunjung reda.
Bahkan, ketika petugas Sabara Polres Pelabuhan Belawan menembakkan gas air mata, kelompok yang tengah bentrok justru ‘kompak’ membalas dengan tembakan panah dan lemparan batu.
Pertikaian antar remaja di kedua lorong itu kerap kali terjadi. Untuk mencegah bentrokan terulang, kepolisian sudah melakukan berbagai cara, namun belum berhasil.
Mukai dari pesantren kilat, bagi sembako, edukasi pemuda, bahkan bertemu dengan tokoh masyarakat, tapi masih dihiraukan.
Bahkan pos pengamanan polisi dan patroli malam di kawasan itu juga tapi kadang dilempari.
“Memang sudah kebiasaan, seperti kesenangan mereka aja,” ungkap warga lain yang tak berani melintas. (Red)