harianMETRO, MEDAN – Lambannya Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera II untuk menormalisasi sungai yang menjadi pemicu terjadinya banjir di Medan, langsung disikapi dengan cepat oleh Wali Kota Medan Bobby Nasution. Menantu Presiden Joko Widodo itu mengerahkan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Medan dan Petugas Sarana dan Prasarana Umum (P3SU) dari sejumlah kecamatan untuk bergotongroyong bersama membersihkan sungai yang mengalami pendangkalan dan penyempitan. Seperti yang dilakukan di Sungai Selayang baru-baru ini, pembersihan dilakukan mulai Jalan Sei Belutu sampai Jalan Dr Mansyur.
Pembersihan dilakukan untuk menyikapi keluhan warga sekitar yang kediamannya kerap diterpa banjir saat hujan deras turun. Akibat sudah puluhan tahun tidak pernah dinormalisasi, Sungai Selayang mengalami penyempitan dan pendangkalan. Kondisi itu menyebabkan sungai tidak mampu menampung debit air yang mengalir dari parit maupun drainase sehingga terjadi back water. Alhasil, rumah dan jalan pun terendam banjir.
Selain itu Bobby Nasution juga memimpin langsung pembersihan parit AMD di Jalan Speksi, Kelurahan Terjun, Kecamatan Medan Marelan. Pembersihan dilakukan karena parit AMD mengalami pendangkalan yang cukup parah akibat tak pernah dinormalisasi sejak dibangun tahun 2005. Tak pelak, kondisi itu menyebabkan parit AMD tak berfungsi sehingga air dari parit dan drainase yang ada di kawasan Marelan tidak dapat dialirkan ke Sungai Bedera.
Teranyar, orang nomor satu di Pemko Medan turun langsung menyikapi keluhan banjir yang rentan terjadi di Kecamatan Medan Denai, tepatnya Kawasan Kelurahan Binjai. Untuk mencari penyebab banjir, suami Ketua TP PKK Kota Medan Kahiyang Ayu itu sampai masuk dalam gorong-gorong parit Medan Urban Development Project (MUDP) di Kecamatan Medan Denai yang gelap, pengap, bau dan minim akan oksigen tersebut.
Dari hasil penelusuran yang dilakukan dalam gorong-gorong tersebut, Bobby Nasution menemukan adanya sedimentasi yang menyumbat cukup parah di beberapa titik sehingga menjadi pemicu penyebab terjadinya banjir di sejumlah Kawasan di Kelurahan Binjai, di antaranya di kawasan Asrama Polisi (Aspol), Gg Mestika serta Gg Nangka.
Mengatasi penyumbatan tersebut, Bobby Nasution minta agar beberapa personel P3SU dan Dinas PU masuk melalui lubang manhole untuk menyemprot tumpukan sedimen dengan bantuan mobil pemadam kebakaran. Sebab, tidak mungkin dilakukan mobilisasi pekerja di dalam gorong-gorong karena minimnya udara.
“Saya minta pembersihan parit MUDP diselesaikan. Setiap kali melakukan peninjauan, warga sekitar selalu mengeluhkan persoalan banjir. Setelah dilakukan identifikasi, termasuk dengan memasuki gorong-gorong parit MUDP, kita telah mendapatkan akar masalah penyebab terjadinya banjir dan secepatnya harus diselesaikan, kasihan masyarakat,” kata Bobby Nasution saat turun ke Kawasan Medan Denai, pekan lalu.
Gerakan cepat Bobby Nasution dalam merespon permasalahan banjir dengan turun langsung, termasuk masuk gorong-gorong untuk mencari akar permasalahan ini mendapat apresiasi dari akademisi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) Rholand Muary. Dijelaskan Rholand, salah satu persoalan terjadinya banjir akibat buruknya sistem drainase yang ada di Kota Medan. Apalagi saat banjir terjadi, Bobby langsung turun dan hadir di tengah masyarakat yang menjadi korban banjir.
“Bahkan pada saat banjir terjadi, Pak Wali Kota bersama jajaran terkait melakukan identifikasi langsung untuk mengetahui apa yang menyebabkan banjir di lokasi-lokasi tertentu. Dari hasil identifikasi yang dilakukan, solusi mengatasi banjir langsung dilakukan. Apa yang dilakukan Pak Wali Kota saya nilai sebagai langkah yang “responsif” dalam menyikapi banjir di Kota Medan,” jelas Rholand saat dihubungi, Kamis (17/3).
Apalagi pasca terjadinya banjir beberapa waktu lalu, jelas Rholand, Bobby Nasution beserta jajaran terkait massif turun ke lokasi yang rentan banjir untuk melakukan identifikasi sekaligus mengatasinya. Di samping itu juga gencar menggelar gotong royong bersama membersihkan sungai dan drainase yang mengalami penyempitan dan penyumbatan guna meminimalisir terjadinya banjir. Dengan upaya yang dilakukan tersebut, Rholand menilai Bobby Nasution merupakan Wali Kota pertama yang punya gebrakan besar bersihkan drainase.
“Kita berharap masyarakat juga memberikan laporan kepada kepling hingga lurah jika menemukan masalah dalam sistem drainase, baik itu tersumbat atau ada bangunan di atas drainase yang menyebabkan penumpukan sampah/material sehingga mengganggu kelancaran aliran air. Begitu menerima laporan tersebut, aparat pemerintah terkait harus cepat meresponnya. Ini yang disebut dengan kolaborasi masyarakat dengan Pemko Medan,” ungkapnya. (do)
Pembersihan dilakukan untuk menyikapi keluhan warga sekitar yang kediamannya kerap diterpa banjir saat hujan deras turun. Akibat sudah puluhan tahun tidak pernah dinormalisasi, Sungai Selayang mengalami penyempitan dan pendangkalan. Kondisi itu menyebabkan sungai tidak mampu menampung debit air yang mengalir dari parit maupun drainase sehingga terjadi back water. Alhasil, rumah dan jalan pun terendam banjir.
Selain itu Bobby Nasution juga memimpin langsung pembersihan parit AMD di Jalan Speksi, Kelurahan Terjun, Kecamatan Medan Marelan. Pembersihan dilakukan karena parit AMD mengalami pendangkalan yang cukup parah akibat tak pernah dinormalisasi sejak dibangun tahun 2005. Tak pelak, kondisi itu menyebabkan parit AMD tak berfungsi sehingga air dari parit dan drainase yang ada di kawasan Marelan tidak dapat dialirkan ke Sungai Bedera.
Teranyar, orang nomor satu di Pemko Medan turun langsung menyikapi keluhan banjir yang rentan terjadi di Kecamatan Medan Denai, tepatnya Kawasan Kelurahan Binjai. Untuk mencari penyebab banjir, suami Ketua TP PKK Kota Medan Kahiyang Ayu itu sampai masuk dalam gorong-gorong parit Medan Urban Development Project (MUDP) di Kecamatan Medan Denai yang gelap, pengap, bau dan minim akan oksigen tersebut.
Dari hasil penelusuran yang dilakukan dalam gorong-gorong tersebut, Bobby Nasution menemukan adanya sedimentasi yang menyumbat cukup parah di beberapa titik sehingga menjadi pemicu penyebab terjadinya banjir di sejumlah Kawasan di Kelurahan Binjai, di antaranya di kawasan Asrama Polisi (Aspol), Gg Mestika serta Gg Nangka.
Mengatasi penyumbatan tersebut, Bobby Nasution minta agar beberapa personel P3SU dan Dinas PU masuk melalui lubang manhole untuk menyemprot tumpukan sedimen dengan bantuan mobil pemadam kebakaran. Sebab, tidak mungkin dilakukan mobilisasi pekerja di dalam gorong-gorong karena minimnya udara.
“Saya minta pembersihan parit MUDP diselesaikan. Setiap kali melakukan peninjauan, warga sekitar selalu mengeluhkan persoalan banjir. Setelah dilakukan identifikasi, termasuk dengan memasuki gorong-gorong parit MUDP, kita telah mendapatkan akar masalah penyebab terjadinya banjir dan secepatnya harus diselesaikan, kasihan masyarakat,” kata Bobby Nasution saat turun ke Kawasan Medan Denai, pekan lalu.
Gerakan cepat Bobby Nasution dalam merespon permasalahan banjir dengan turun langsung, termasuk masuk gorong-gorong untuk mencari akar permasalahan ini mendapat apresiasi dari akademisi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) Rholand Muary. Dijelaskan Rholand, salah satu persoalan terjadinya banjir akibat buruknya sistem drainase yang ada di Kota Medan. Apalagi saat banjir terjadi, Bobby langsung turun dan hadir di tengah masyarakat yang menjadi korban banjir.
“Bahkan pada saat banjir terjadi, Pak Wali Kota bersama jajaran terkait melakukan identifikasi langsung untuk mengetahui apa yang menyebabkan banjir di lokasi-lokasi tertentu. Dari hasil identifikasi yang dilakukan, solusi mengatasi banjir langsung dilakukan. Apa yang dilakukan Pak Wali Kota saya nilai sebagai langkah yang “responsif” dalam menyikapi banjir di Kota Medan,” jelas Rholand saat dihubungi, Kamis (17/3).
Apalagi pasca terjadinya banjir beberapa waktu lalu, jelas Rholand, Bobby Nasution beserta jajaran terkait massif turun ke lokasi yang rentan banjir untuk melakukan identifikasi sekaligus mengatasinya. Di samping itu juga gencar menggelar gotong royong bersama membersihkan sungai dan drainase yang mengalami penyempitan dan penyumbatan guna meminimalisir terjadinya banjir. Dengan upaya yang dilakukan tersebut, Rholand menilai Bobby Nasution merupakan Wali Kota pertama yang punya gebrakan besar bersihkan drainase.
“Kita berharap masyarakat juga memberikan laporan kepada kepling hingga lurah jika menemukan masalah dalam sistem drainase, baik itu tersumbat atau ada bangunan di atas drainase yang menyebabkan penumpukan sampah/material sehingga mengganggu kelancaran aliran air. Begitu menerima laporan tersebut, aparat pemerintah terkait harus cepat meresponnya. Ini yang disebut dengan kolaborasi masyarakat dengan Pemko Medan,” ungkapnya. (do)