METRO,JAKARTA | Partai Golkar mulai menabuh genderang ‘perang’. Meskipun Pemilu 2024 masih bersisa tiga tahun lagi. Strategi mempromosikan sang Ketua Umum Airlangga Hartarto sebagai calon presiden mulai disuarakan.
DPP Golkar perintahkan akar rumput serentak bergerak mulai Agustus. Sosialisasikan Airlangga dengan beragam pendekatan ke masyarakat. Tujuannya, popularitas sang ketum meningkat.
Daerah menyambut. Mereka siap tancap gas mengejar target perintah pusat. Ragam pengalaman Airlangga, diyakini bisa mengantarkannya sebagai pemenang Pilpres 2024.
Sejumlah baliho dan billboard di pinggir jalan ramai foto Airlangga. Di bawah baliho tersebut, terselip informasi siapa yang membuat dan memasang iklan tersebut. Rata-rata, mereka pengurus Golkar daerah.
“Sebagai kader partai, saya akan ikut terus berjuang dan berupaya untuk memenangkan Airlangga di Pilpres 2024,” kata Ketua DPD Golkar Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Mohammad Taufiq.
Tidak cuma kader yang diminta bekerja. Airlangga pun mulai mengepakkan sayapnya. Komunikasi politik dengan petinggi parpol lain dibangun. Bertemu sesama ketua umum.
Pada bulan Maret lalu misalnya, Airlangga sempat bertemu dengan Ketua Umum Partai Nasional Demokrat, Surya Paloh. Di bulan yang sama, Airlangga juga menemui Ketum PPP, Suharso Monoarfa. Agenda pertemuan dilanjut dengan Ketum Partai Gerindra, Prbaowo Subianto.
“Silaturahmi,” kata politikus Golkar, Meutya Hafid, saat ditanya safari politik Airlangga.
Di bulan April 2021, Airlangga melanjutkan pertemuannya dengan ketum parpol. Kali ini, giliran Ketum PKS, Ahmad Syaikhu.
Airlangga juga bertemu dengan Gubernur Jabar, Ridwan Kamil di awal Juni 2021 kemarin. Diyakini banyak pihak, pertemuan itu membahas politik jelang Pemilu 2024. Ridwan Kamil pun mengakuinya.
“Saya juga mendoakan utamanya Allah mempermudah segala urusan maksud Pak Airlangga khususnya di 2024, itu doa dari saya khusus untuk beliau. Beliau sangat senang dan mudah-mudahan menjadi tanda kolaborasi kita,” kata Ridwan Kamil kala itu.
Bahkan, Ketua DPD Partai Golkar Sumut, Musa Rajekshah atau Ijeck, Kamis (22/7/2021), baru-baru ini mengatakan terus menyosialisasikan Airlangga Hartatrto sebagai Capres di 2024.
Menurutnya, Kader Golkar di Sumatera Utara menginginkan Ketua Umum DPP Partai Golkar, Airlangga Hartarto, maju sebagai Calon Presiden di Pilpres 2024. Terlebih Partai Golkar bukan merupakan partai baru yang berkecimpung dalam perpolitikan di Indonesia dan sebagai salah satu partai besar yang sudah sepantasnya mencalonkan kader sendiri dalam Pilpres mendatang.
“Selaku partai tua dan besar, kini saatnya Partai Golkar mengusulkan Capres dari kadernya sendiri,” kata Ketua DPD Partai Golkar Sumut, Musa Rajekshah atau Ijeck, Kamis (22/7/2021).
Ijeck menjelaskan, saat ini Partai Golkar Sumut terus menyosialisasikan Airlangga Hartarto sebagai Capres di 2024 kepada masyarakat. Sosialisasi tersebut tidak hanya fokus pada kegiatan internal Golkar, tetapi juga kegiatan eksternal yang melibatkan masyarakat luas, mengenalkan Airlangga sebagai Capres dari Partai Golkar.
“Kita selalu menyampaikan kepada masyarakat, bahwa bapak Airlangga Hartarto mempunyai peran yang cukup besar dalam membangun bangsa, pada setiap kegiatan-kegiatan dan mendorong kita untuk berkegiatan di masyarakat. Agar masyarakat mengenal dan mengetahui sosok Pak Airlangga Hartarto,” jelasnya.
Tidak ada yang salah dengan keinginan Golkar dan cara Airlangga mempersiapkan Pemilu 2024 mendatang. Apalagi jika melihat elektabilitas Airlangga di sejumlah survei. Masih jauh dari memuaskan.
Airlangga dalam sejumlah survei memang tidak memiliki elektabilitas yang kuat. Selalu mengisi posisi papan bawah. Terbaru, dalam survei Voxpol Juni-Juli 2021, Airlangga hanya memiliki elektabilitas 0,7 persen sebagai calon presiden 2024. Jauh di bawah Prabowo Subianto, Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, bahkan Ridwan Kamil.
Survei SMRC Mei 2021 juga menempatkan Airlangga di urutan terbawah dengan elektabilitas hanya 0,3 persen.
Airlangga Harus Rem Bicara Pilpres
Baik Partai Golkar maupun Airlangga memang punya hak mempersiapkan pertarungan besar mereka di 2024. Tetapi, Golkar harus tahu Airlangga sebagai anak buah Jokowi punya tugas besar. Memastikan ekonomi negara tetap stabil di tengah pandemi. Begitupun Airlangga, sebagai menteri haruslah peka. Ada PR utamanya sebagai pembantu Presiden di bidang perekonomian untuk menyelamatkan bangsa ini.
Apalagi, Menko Kemaritiman dan Investasi yang juga Koordinator Penanganan Covid-19 untuk Jawa-Bali, Luhut Binsar, pernah berujar, agar semua pihak yang memiliki tugas penting benar-benar bekerja sungguh-sungguh membantu Presiden menangani pandemi. Tidak sibuk dengan urusan lainnya.
“Kita semua punya tanggung jawab terhadap rakyat Indonesia dan konstituen kita. Kita jagalah sikap kita dan kita dukunglah ini, proses pengambilan keputusan semua kami dengarkan,” ungkap Luhut.
Pengamat politik Ujang Komarudin menilai, sebagai salah satu panglima terdepan yang menghadapi Covid-19, sebaiknya Airlangga mengerem dulu bicara Pilpres 2024. Wabah Covid-19 di Indonesia saat ini sedang tidak terkendali. Penambahan kasus harian di angka yang tinggi mencapai 40.000-50.000 kasus positif belakangan ini.
Meski diakui hal yang wajar bila tokoh yang ingin menjadi calon presiden 2024 mulai pencitraan politik. Namun, Airlangga selaku Ketua KPCPEN sebaiknya fokus dulu menangani Covid-19.
“Namun mestinya pergerakan sosialisasi tersebut direm dulu. Ya, direm dulu. Karena rakyat Indonesia sedang kena wabah Covid-19 yang dari hari ke hari makin trengginas dan mengganas. Fokus tolong rakyat dulu. Fokus tangani Covid-19,” ujar Ujang kepada wartawan, Kamis (22/7).
Airlangga juga disentil oleh Politikus PKB Luqman Hakim. Menurut Wakil Ketua Komisi II DPR RI ini, sebaiknya urusan Capres-Cawapres 2024 ditahan dulu. Agenda lima tahunan itu juga masih jauh.
Menurut Luqman, biarkan publik yang menilai apakah etis atau tidak bila di tengah kondisi darurat sudah bicara Pilpres 2024.
“Urusan capres-cawapres untuk Pilpres 2024, simpan dulu. Tahan dulu. Toh, waktunya juga masih jauh menuju 2024,” ujar Luqman kepada wartawan, Kamis (22/7).
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menambahkan, wajar Airlangga akan menyosialisasikan sebagai capres 2024. Karena keputusan itu sudah lama ketika aklamasi terpilih sebagai ketua umum. Hal ini tidak terbatas pada ruang dan waktu dan merupakan hal yang biasa dalam politik.
Namun, diakui publik banyak mengkritik karena di tengah pandemi para elite politik seharusnya memikir bagaimana menuntaskan persoalan terkait Covid-19.
“Nah, yang kemudian menjadi kritik publik karena ini dianggap tidak sensitif, ya karena di tengah pandemi ini kan semestinya para elite itu berpikir bagaimana menuntaskan persoalan-persoalan terkait dengan Covid. Misalnya tentang kesehatan, jaminan kerjaan, bansos dan lain-lain,” ujarnya saat dihubungi, Kamis (22/7).
Adi menilai, pandemi ini justru waktu yang pas untuk menunjukkan kepada publik keberpihakan terhadap masyarakat jika ingin menjadi calon presiden.
Capres 2024 perlu memperlihatkan kerja nyata dalam hal penanganan wabah, membantu masyarakat dan sebagainya. Bukan hanya muncul di hadapan masyarakat melalui baliho saja.
“Nah, bagi saya justru Corona ini memberikan banyak faedah kepada elit yang mau maju di 2024 bahwa mereka harus menunjukkan secara serius keberpihakannya terhadap isu corona,” ujar Adi.
“Yang enggak sensitif itu adalah ketika banyak baliho, tapi mereka tidak serius bicara tentang penanganan Corona. Itu ga sensitif,” jelasnya. (MDK/HM)